Rabu, 01 Februari 2012

Sebelum lahir siapa? dan Sesudah lahir siapa?

Jauh sebelum manusia dilahirkan ke alam dunia, ia telah meneken perjanjian dengan Allah SWT, ” hai fulan, kamu nantinya akan diberi nama ini, kamu akan lahir sebagai anak dari si fulan dan fulanah “.
semua yang akan dilalui dalam kehidupannya sudah diperlihatkannya, sampailah pada penghujung pertanyaan Sang Kholiq, ” hai fulan …. apakah kamu menerima semua itu? apakah kamu siap lahir ke alam dunia dengan taqdir seperti yang Aku jelaskan?”
bakal manusia (ruh) itu menjawab ” ya… hamba siap !!!”
Saat Bayi Lahir
Alangkah kagetnya si bayi, begitu lahir dan menyaksikan alam dunia, kenyataan dunia jauh dari dugaannya, itulah sebabnya hampir semua bayi menangis ketika pertama kali lahir kedunia, dia terkejut, dalam bahasa yang sederhana, ia bergumam ” tahu dunia seperti ini, saya tidak akan mau lahir ke alam ini “.
Namun semua sudah terjadi, sementara kedua orang tua tersenyum bahagia, sang bayi meronta, menangis demi melihat betapa tidak mudahnya menjalani taqdirnya kelak yang telah ia sepaki dengan Rabb-nya.
Perjalanan Waktu Membuatnya Lupa
Masa kanak-kanak dilaluinya dengan sentuhan kasih sayang kedua orang tuanya, perlahan namun pasti perjalanan waktu menghantarakannya kepada suratan nasibnya, masa remaja pun berlalu dengan cepat, saat usia menginjak 23 tahun inilah saat ia menerima fakta yang sering tak sejalan dengan keinginannya. Cobaan demi cobaan silih berganti, bak ombak tiada kenal henti, cobaan satu belum usai cobaan yang lain sudah mengantre.
semakin bertambah usianya semakin banyak pula ujiannya, tak jarang cobaan-cobaan itu nyaris membuatnya putus asa. Keluh-kesah pun sering keluar dari mulutnya, ia bertanya-tanya, ” kenapa aku begini? apa salah dan dosaku? kenapa aku sering diuji?
Perjalanan sang waktu membuatnya lupa semua kesanggupan yang dulu pernah ia ucapkan. tapi dalam keadaan tertentu kadang dalam otak kita merasakan kalau yang sedang kita hadapi ini seakan pernah kita alami. itulah sebabnya kadang kita melakukan sesuatu, dan dalam pikiran kita terlintas sepertinya ini pernah kita alami sebelumnya. karena sesungguhnya apa yang kita alami sudah pernah kita ketahui, saat kita menerima kesanggupan dari taqdir-Nya.
Masihkanh kita mengeluh?
Masihkah kita bertanya-tanya, kenapa ini terjadi padaku?

Bila kita tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya kita melihat lagi langkah kita. Jangan-jangan kita tidak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan, daripada dari keberhasilan. Kesalahan menuntun kita untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan Cuma itu, kesalahan memimpin kita untuk mengambil tindakan yang lebih baik.
Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus kita kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa kita. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan tersembunyi.
Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke india, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah kita menganggapnya sebagai kesalahan?

10 komentar:

bukannya bayi itu belum bisa mengingat ya? kita ga mungkin ingat waktu kita bayi mikir apa aja,

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Mudah mudah an aku segera dianugerahi anak anak yang saleh sempurna amiiinnnnnnn

Saya mau bertanya apakah ada nama kita sebelum nama yang diberikan dari orang tua kita ?

Saya memikirkan hal yang sama dengan apa yang anda tulis. Saya sering merasa hidup yang saya jalani sudah pernah diperlihatkan, saya tahu akan seperti ini, banyak hal yang terbukti kesalahan dan kegagalan itu merujuk ke hal yang lebih baik. Tetapi ikhlas dan syukur itu memang susah. Terimakasih sudah menginspirasi ☺

Aq jg mau mencari jawabannya,,

Inilah peristiwa yang terjadi di Alam ruh, dimana setiap jiwa dari kita manusia telah diambil kesaksian dan melakukan perjanjian dengan Allah SWT, dengan Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi. Secara fitrah kita memang lupa akan perjanjian itu, karena itu Allah mengingatkan sesuai dengan hadits di atas ; “Sesungguhnya Aku (Allah) akan mengutus kepada kalian para RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjian KU itu..”

Yang mw saya tau siapa nama kita sebelum qta lahir atau sebelum qta mempunyai nama di dunia

Saya kalau tau punya keluarga seperti ini orang zalim, saya tidak mau hidup dengan mereka.mereka yang selalu buat saya kecewa,sedih, luka hati.pantasan saudara saya yang lain tidak sanggup hidup karena punya keluarga zalim, lebih baik meninggal dari pada berkumpul dengan orang yang zalim.

Posting Komentar