Selasa, 07 Februari 2012

KETIKA ALLAH HILANG DALAM HATI KITA, BENTENGI DIRI DENGAN LAA ILAAHA ILLALLAH

Godaan Iblis terhadap Nabi Adam As. patut kita jadikan contoh, betapa dahsyatnya godaan dan bujukan Iblis tersebut sehingga Adam dan Hawa harus turun ke bumi bersama dengan Iblis menjadi musuh untuk selamanya. Apa yang kurang dari Nabi Adam As.? Pangkatnya Nabi dan Rasul pertama, jabatannya Kholifatul fil ardh, Wakil Allah di muka bumi, ilmunya tinggi, sehingga para Malaikatpun bersujud kepadanya untuk memenuhi perintah Allah kecuali salah seorang diantaranya yang menganggap dirinya lebih baik dari Adam. Kekayaannya, Adam dipersilahkan menikmati semua yang ada di "surga" kecuali popon khuldi. Tetapi ... karena bujuk rayu Iblis yang begitu kuat, akhirnya Adam dan Hawa melanggar perintah Allah. Lihatlah diri kita, pangkat apa yang kita punya, jabatan apa yang kita miliki, kekayaan dan ilmu apa yang kita simpan? Iblis tetap akan menggoda kita, dan kita dipastikan akan terbujuk, tergelincir, tergoda sehingga melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya atau sebaliknya tidak mau melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Banyak cara dilakukan oleh manusia untuk menjaga diri, keluarga, harta, jabatan, pangkat, kedudukan dan lain-lainnya. Seperti rumah tempat tinggal kita ditempeli dengan ayat-ayat Qur'an misalnya Ayat Kursi. Supaya tidak dibisa dimasuki maling, misalnya. Ayat Qur'an yang ditempel di dinding rumah kita, bisa jadi membuat syetan emoh masuk ke rumah kita. Tapi syetan itu pintar. Ketika rumah kita di tempeli ayat Qur'an, dia melihat yang punya rumahnya TIDAK DITEMPELI AYAT QUR'AN. Maka ... kitalah yang kemudian dimasuki syetan, Na'udzu billahi min dzaalik. Selanjutnya bisa ditebak, kita menjadi temannya. Parahnya lagi, tidak hanya syetan saja yang masuk ke dalam diri dan hati kita, tapi juga dunia dan segala isinya masuk ke dalam hati kita.
Mobil masuk ke hati, sehingga ketika mobil itu hilang atau dicuri, maka hati kita menjadi sakit. Keluarga di masukkan ke dalam hati, sehinga ketika salah seorang diantara mereka meninggalkan kita, hati kita menjadi sakit. Pangkat dan jabatan serta kedudukan, dimasukkan pula ke dalam hati, sehingga ketika hal tersebut tidak lagi ada pada diri kita, maka hati kita menjadi sakit dan seterusnya. Tetapi ... APAKAH kita pernah MERASA SAKIT ketika ALLAH HILANG DALAM HATI KITA? Kita seharusnya terus bersyukur karena telah menempelkan al-Qur'an ke dalam diri kita, ke dalam ruh kita, menempelkan Ismu dzat ke dalam hati kita. Bukan berarti tidak boleh mencari dunia, silahkan saja tapi jangan sampai dunia itu dimasukkan kedalam hati kita, cukup Allah saja yang ada di dalam hati ini.
Sekali lagi, mari kita bersyukur kepada Allah, kita diajarkan untuk selalu mengisi hati kita dengan dzikrullah, membetengi diri kita dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah, menuntun kita untuk selalu beribadah, memberikan contoh kepada kita untuk hidup bahagia di dunia juga sejahtera di akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar