Rabu, 01 Februari 2012

EDAN ATAU WARAS?

Hidup di dunia ini memang penuh dengan teka-teki, penuh dengan kemungkinan, dan penuh dengan segala masalah. Karena itu, daripada kita bicara dan memikirkan teka-teki atau kemungkinan, atau memikirkan masalah yang tak ada habisnya, ada baiknya kita lupakan sejenak. Mari kita jernihkan pikiran dengan hal-hal yang indah-indah, tergantung imajinasi kita masing-masing.
Pernahkah kita berpikir bahwa hidup dan kehidupan ini harus dihadapi dengan kesederhanaan. Karena sebuah kesederhanaan berangkat dari apa adanya, dan dari apa adanya itulah sebuah aroma kehidupan terasa menyejukkan hati. Hal ini berbeda dengan mereka yang melulu mengejar sesuatu dengan mengada-ada, apakah itu mengejar gengsi atau kehormatan. Tapi pada umumnya orang yang selalu mengada-ada dan berlebihan, berujung pada kebingungan dan berakhir di suatu tempat yang bernama depresi.

Kita tak perlu ikut-ikutan depresi, karena saat ini sudah sesak dengan orang-orang depresi, apalagi belum lama ini banyak orang depresi akibat gagal jadi caleg, bahkan gila. Agar kita tak kena depresi atau ikut-ikutan jadi gila, ada baiknya kita mencoba untuk memahami sebuah kisah yang saya tuangkan di bawah ini.

Suatu hari, di sebuah Negara yang dikenal dengan sebutan negeri 1001 malam, seorang raja bernama Harun Al Rasyid, mengutus menterinya Tsumamah agar menuju sebuah rumah sakit jiwa untuk mengetahui keadaan mereka. Tsumamah tiba di sebuah rumah sakit jiwa, ia mengitari ruangan satu persatu. Mata sang menteri tiba-tiba mengarah pada seorang pemuda tampan dengan pakaian rapih, dan tak terlihat ada tanda-tanda ketidakwarasan dari pemuda itu. Pemuda itupun balik menatap langsung menghampiri menteri sambil bertanya, “ Saya ingin mengajukan satu pertanyaan”.

Tentu saja sang menteri agak kaget, lalu dengan napas dalam-dalam ia menjawab , “ Silahkan saja”.

“ Kapan seseorang yang sedang tidur bisa merasakan nikmatnya tidur? “, tanya pemuda itu.

“ Ketika ia bangun tidur “, jawab menteri

“ Bagaimana seseorang dapat menikmati tidur justru sesudah bangun tidur ? “, Pemuda itupun kembali bertanya.

“ ya, kelezatan tidur bisa dinikmati sebelum seseorang tertidur “, jawab menteri mulai agak kesal

Pemuda itupun bertanya lagi, “ Bagaimana mungkin seseorang dapat menikmati kelezatan tidur, sedangkan ia sendiri belum tidur ? “

“ Kelezatan dan kenikmatan tidur dapat dirasakan pada saat seseorang sedang tidur “, jawab menteri dengan nada keras

Pemuda itu lantas berkata dengan lantang, “ Seseorang yang sedang tidur tidak pernah merasakan sesuatu. Bagaimana mungkin seseorang yang dalam keadaan tidak sadar bisa merasakan kelezatan sesuatu “.

Menteri kaget dan bengong. Ia seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. Tanpa basa – basi menteri pergi meninggalkan pemuda itu yang sedang tersenyum menertawakan kebingungan wajah sang menteri.
Dalam perjalanan pulang menuju istana, menteri benar – benar merasa kesal dan bersumpah dalam hatinya bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi berdebat dengan orang gila.
Bagaimana dengan kisah di atas ? Ya, hanya sebuah renungan ringan yang moga-moga bisa membuat kita yang waras tidak terbawa arus jadi gila.

0 komentar:

Posting Komentar