Minggu, 05 Februari 2012

BERKOLUSI DENGAN NABI MUHAMMAD SAW

Sudah bukan rahasia umum, bahwa proyek yang besar atau kecil dengan mudahnya seorang pengusaha mendapatkannya manakala ada kolusi dengan pejabat. Pengusaha yang kongkalingkong itu secara lahiriah mendapatkan keuntungan dengan mudah. Selama pejabat yang dikenalnya itu masih berada pada posisinya, proyek berikutnya akan jatuh ke tangannya. Lalu apa kaitannya dengan konsep “kolusi” bersama Rasulullah saw itu?

Sebagai gambaran saja, bahwa hubungan kita dengan nabi bisa diibaratkan antara pengusaha dan pejabat. Nabi saw sebagai “pejabat pilihan” dan kita sebagai pengusaha yang pintar. Tidak terhitung jumlah “para pengusaha” yang mendapatkan keuntungan lahir batin karena sering “berkolusi” dengan Rasulullah saw. Karena beliau adalah “pengusaha pilihan” maka tentu saja “proyek” yang diberikan tidak akan merugi.

Apa bentuk “kolusi” dengan Nabi saw itu, tidak lain adalah kita mendekati beliau dengan berbagai bentuk: ada dengan perbuatan ada pula dengan ucapan. Orang yang selalu menjalankan sunnah Nabi saw adalah mereka sebagai ‘pengusaha” yang kerap mengikuti apa maunya “Pejabat”.

Selain perbuatan, “pengusaha” yang selalu menyebut-nyebut Nabi saw, menceritakannya dan terus-menerus memuji serta brdoa kepda Allah swt untuk Nabi saw. Bentuk do’a dan ucapan yang ditujukan kepada Nabi saw itu tidak lain adalah bershalawat, bik ketika pagi siang sore hingga malam, dalam keadaan apapun.

Benarkah dengan mendekati Nabi saw itu kemudian kita akan memperoleh keuntungan? Mari kita simak misalnya orang-orang yang mendekati Nabi saw itu akan memperoleh keuntungan. Ayat ini tentu tidak berlaku pada zaman Nabi saja, tetapi ila yaumil akhir (hingga kiamat). Allah swt berfirman:

Artinya:
• Dan DATANG (KEPADA NABI) orang-orang yang mengemukakan uzur, yaitu orang-orang Arab Badwi agar diberi ijin bagi mereka (untuk tidak pergi berjihad), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih. (QS. 9:90)

• Hai NABI, apabila DATANG KEPADAmu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunanKEPADA Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 60:12)

Pada QS. 9:90 Orang yang udzur datang kepada Rasulullah saw untuk tidak berjihad karena uzur. Sedangkan pada ayat di bawahnya, orang-orang (wanita) datang kepada Nabi saw dan berjanji setia menjalankan syariat agama yang lurus, Allah memerintahkan Nabi saw untuk mendoakan kepada mereka.

Tentu saja sungguh beruntung orang-orang yang berusaha datang kepada Nabi apakah meminta izin atau juga untuk bernjanji setia atau dalam rasa cinta akan beliau, niscaya akan ada imbal balik dari Rasulullah saw.

Allah saw dan para malaikat senantiasa bersalawat kepada baginda Muhammad Rasulullah saw. Para pewaris Nabi yaitu ulama dan mutaqddimin juga tidak pernah lepas dari ajaran bershalawat baik dlam ucapan maupun perbuatan. Ucapan tentu dengan doa: Allahumma shallai ‘ala Muhammadin sedangkan dalam tindakan berupa sunnah-sunnahnya.

Bentuk-bentuk kecintaan kepada Rasulullah saw itu kini bukan saja dalam bentuk shalawat individu sekarang seudah komunal. Misalnya dalam peringatan Maulidurrasul, dalam kegiatan seni qasidah, pembacaan sastra ucapan seperti syair-syair barzanji dan lain-lain.M eskipun ajaran ini bukanlah diwajibkan tetapi sebagai refleksi kecintaan kepada Rasulullah saw.

Sebagai penutup, mari kita renungi: Adakah dalam sejarah tercatat bahwa orang bisa bertemu Nabi saw dalam mimpi yaitu orang-orang yang menentang kepada pembacaan shalawat, menentang dan menantang orang-orang yang melakukan peringatan maulid Rasulullah saw dan menetang segala bentuk kegiatan yang diniati karena kecintaan kepada Rasulullah saw? Ingatlah bahwa bertemu Rasulullah saw di dalam mimpi adalah sejati yang tidak bisa ditiru oleh Syetan.

Yang dikhawatirkan adalah mereka justru jauh dari kecintaan kepada Rasulullah saw dan bahkan sibuk untuk terus mengejar orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah saw. Bahkan lebih jauh lagi, diantara mereka banyak yang mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa bershalawat itu adalah perbuatan musyrik. Nau’zubillaaaah.

Kesimpulan:
1. Orang yang ingin beruntung harus mendekati orang yang paling baik di dunia. Siapa lagi kalau bukan Rasulullah saw.
2. Selain kepada Rasulullah saw juga mendatangi orang-orang yang dicintai oleh orang yang paling baik sedunia. Siapa lagi kalau bukan para pewaris Nabi yaitu al ulama warosatul anbiya: “ulama adalah pewaris para Nabi."
3. Berbuat baik kepada orang yang paling baik dan kepada orang dicintai niscaya akan mndatangkan kebaikan baik dalam kehidupan kini maupun msa datang.
4. Kolusi yang baik adalah bentuk hubungan dengan orang-orang baik, yang akan mendatangkan kebaikan kini dan akan datang. Kolusi jahat mendatangkan malapetaka bagi bangsa, kini dan akan datang.
5. Orang yang bisa bertemu dengan Rasulullah saw dalam mimpi adalah mereka yang teruji dengan kecintaan kepada Allah, Rasul dan makhkukNya. Namun adakah dalam sejarah orang bisa bertemu dengan Rasulullah saw namun mereka menuduh dan memusyrikkan kepada orang-orang yang bershalawat kepada beliau?. Wallhu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar